Sabtu, 06 Oktober 2012

Gangguan Reproduksi

Penyebab Gangguan Reproduksi
Gangguan Keseimbangan Hormon (CLP,kista ovari,hipofungsi ovari) Pengelolaan ternak yang kurang baik (,kurang pakan,kurang gerak,kandang sempit) Penyakit alat kelamin (bakteri,virus,protozoa,jamur,mikoplasma) Kelainan patologi alat kelamin (hipoplasia ovari,hipoplasia uterus,kista vagina,freemartin) Lingkungan kandang yang kurang baik (kandang terlalu panas,sanitasi kurang baik,berdesak desakan)

Ukuran yg Dipakai untuk Menyatakan Adanya Gangguan Reproduksi

Angka kebuntingan (Conception rate) < 50% Jarak antar beranak (Calving interval) > 400 hari Jarak antar melahirkan sampai bunting kembali (Service periode) > 120 hari Angka perkawinan per kebuntingan (Service per Conception) > 2 Jumlah induk sapi yg membutuhkan lebih dari tiga kali IB utk terjadinya kebuntingan > 30%

Gangguan keseimbangan hormon Corpus luteum persisten Kista ovari Hipofungsi ovarium Atropi ovarium Birahi tenang

Corpus Luteum Persisten

Tertahannya corpus luteum Kadar progesteron tinggi di luar masa kebuntingan Persisten krn CL ini tetap besar ukurannya dan tetap menghasilkan progesteron sehingga sekresi FSH & LH dihambat folikel tidak tumbuh tdk ada estrogen => Anestrus Muncul pada induk yg habis melahirkan atau ada kematian embrio dini Pengobatan : Penyuntikkan PGF2α 20-25 mg IM (cukup mahal) Pemberian antibiotika intra uterin

Kista Ovari

Kelenjar Hipofisa anterior gagal melepaskan LH dalam darah dgn kadar yg cukup, FSH normal maka terjadi pertumbuhan folikel tidak normal pada ovarium Folikel yg tidak matang bertambah byk pada ovarium. Gejala : anestrus, nimfomania, angka kebuntingan rendah Pengobatan : Pemberian LH & PGF2α

Faktor2 yg mempengaruhi terjadinya kista ovari:

Produksi susu . 45% kasus diderita oleh sapi yg memproduksi susu tinggi. Pakan. Sapi perah yg memperoleh pakan dengan kandungan protein tinggi, mendorong terjadinya produksi susu yg tinggi disertai dgn kista ovarium Musim. 48 % kasus terjadi pada musim dingin di daerah yg mempunyai 4 musim Genetik. Induk sapi yg menderita kista ovarium, bila dapat bunting dan beranak cenderung utk timbul lagi kista ovarium pada siklus birah berikutnya.

Hipofungsi Ovarium

Kadar FSH dan LH rendah karena gangguan pada kelenjar hipofise anterior Pada Palpasi sal. Reproduksi pada bagian ovarium licin tidak ditemukan perkembangan folikel (seperti beras) Penurunan fungsi ovarium 48 % dari seluruh kasus`gangguan reproduksi yg ada di Indonesia

Anestrus

Anestrus yaitu tidak muncul birahi dalam waktu yg lama Penyebab utama adalah pakan yg kurang baik Dapat juga disebabkan hewan betina yg terlalu lama dalam kandang tidak pernah dilepas di lapangan penggembalaan Kandang yg sempit merupakan penyebab lain terjadinya hipofungsi ovarium

ATROPI OVARIUM

Jika pakan yg kurang berjalan lama hipofungsi ovarium dapat berubah menjadi atropi ovarium Ovarium lebih kecil daripada ukuran normal, permukaan licin karena tidak ada pertumbuhan folikel sehingga proses reproduksi sama sekali tidak berjalan Pengobatan memerlukan waktu yg lebih lama Kondisi tubuh harus diperbaiki dengan pemberian pakan yg baik Penyebab : Kurang pakan/gizi (utama), kandang yg sempit, hewan betina yg terlalu lama di kandang karena tidak pernah digembalakan. Gejala : anestrus Pengobatan : perbaiki kualitas dan jumlah pakan, penyuntikkan 400-700 IU PMSG dan 2500 -3000 I.U HCG IM, pemberian Vitamin ADE, hormon FSH

BIRAHI TENANG

Induk Hewan tidak menunjukan gejala birahi secara klinis, tetapi ovariumnya terjadi ovulasi Hormon LH mampu menumbuhkan folikel pada ovarium sehingga terjadi ovulasi, tetapi tidak cukup mampu dalam mendorong sintesa hormon estrogen dari folikel de graaf sehingga tidak muncul birahi Pengobatan dengan suntikan estrogen dosis rendah

ABORTUS

Kelahiran yg fetusnya dalam keadaan mati atau tidak mempunyai daya hidup di luar tubuh induknya. Terjadi pada berbagai umur kebuntingan Menyebabkan kerugian ekonomi yg tidak sedikit pada peternak seperti kehilangan fetus yg seharusnya dilahirkan induk, penurunan produksi susu Apabila abortus disebabkan oleh penyakit menular, dapat merupakan sumber penyakit yg mengancam ternak lainnya disertai turunnya berat badan induk


Posting ini telah dilihat sebanyak (kali)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar