Jumat, 06 Mei 2011

Dampak Residu Antibiotik Dan Hormon Dalam Produk Hewan

Antibiotika merupakan suatu bahan atau zat yang diproduksi oleh mikroorganisme tertentu yang dapat digunakan untuk pengobatan terhadap infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Senyawa ini mampu menghentikan proses pertumbuhan dari bakteri bahkan dapat membunuh bakteri yang secara umum dikenal sebagai efek bakteriostatik dan bakterisidal (Bezoen etal. 2000).
Sedangkan yang dimaksud dengan hormon adalah Suatu senyawa kimia yang diproduksi (umumnya dalam jumlah yang sangat sedikit) oleh suatu kelenjar tertentu dan memberikan pengaruh kepada bagian tubuh yang lainnya secara terkoordinir. Tujuan penggunaan antibiotika di peternakan antara lain untuk mengobati penyakit, mencegah terjadinya penyakit dan sebagai bahan tambahan dalam pakan hewan untuk pemacu pertumbuhan (growth promotor) dengan meningkatkan efisiensi pakan. Sedangkan hormon yang ditujukan sebagai pemacu pertumbuhan digunakan untuk meningkatkan produksi ternak dengan cara mempercepat laju pertumbuhan


DAMPAK KESEHATAN

Pemberian antibiotika dan hormon secara tidak terkontrol pada ternak perah, sangat beresiko sebagai penyebab keberadaan residu antibiotika dan hormon pada produk yang dihasilkan, termasuk produk hasil olahannya. Residu adalah bahan induk atau metabolit yang terakumulasi atau tersimpan dalam sel atau jaringan. Secara umum dampak negatif residu antibiotika dan hormon pada produk hewan adalah dampak kesehatan (bahaya toksikologik, mikrobiologik dan imunopotologik) dan dampak ekonomi.

•Bahaya Toksikologi: Mutagenik = residu antibiotik dapat menyebabkan terjadinya perubahan genetik; Teratogenik = residu antibiotika dapat menyebabkan terjadinya cacat lahir/cacat bawaan; Karsinogenik = residu antibiotika dapat menyebabkan timbulnya sel-sel kanker atau pemicu tunbuhnya kanker
•Bahaya Mikrobiologis : Resistensi pengobatan antibiotika; Gangguan pertumbuhan flora normal usus
•Bahaya Imunopatologi : Reaksi alergis

DAMPAK EKONOMI

Penolakan produk terutama bila produk tersebut di ekspor ke negara yang konsisten dan serius dalam menerapkan sistem keamanan pangan. Residu antibiotika pada susu dapat menghambat efek kultur starter bakteri yang digunakan dalam membuat produk susu yang mengalami proses fermentasi, sehingga menyebabkan kerugian di industri pengolahan susu (Voirin et al 2000; Strasser et a/. 2000; McGrane 2002). Bahkan Menurut Schiffmann et al (1992) gangguan yang terjadi dalam memproduksi susu yang melalui proses fermentasi di industri pengolah susu kemungkinan disebabkan karena adanya residu antibiotika meskipun pada saat dilakukan uji menunjukkan hasil yang negatif.

DAMPAK BIOLOGIS HORMON

•Merangsang sintesa DNA/RNA, lipid, dan protein
•Merangsang proliferasi sel epitel, fibroblast, sel otot halus
•Menghambat kerja insulin
•Merangsang diferensiasi sel
•Merangsang deposisi Ca don P pada tulang retensi Na, K dan P dalam jaringan tubuh

KONTRA PENGGUNAAN HORMON

•Anak menjadi cepat dewasa; hormon dalam daging
•Mutu produk tidak lebih baik; protein lebih rendah, lemak lebih tinggi (susu)
•Produksi susu terlalu tinggi; pemerahan menjadi lebih lama, kasus mastitis, pemakaian antibiotika meningkat
•Ternak diberi hormon membutuhkan pakan dengan energi/protein lebih tinggi
•Tidak ekonomis; preparat hormon mahal terutama di negara berkembang
•Preparat hormon; rekayasa genetika, keamanannya masih diperdebatkan

METODE DETEKSI RESIDU ANTIBIOTIKA dan HORMO

Beberapa metode deteksi atau uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi residu antibiotika dan hormon pada produk pangan asal hewan antara lain:
•Uji yoghurt
•Uji cakrom (gldttchen test) Uji Bioassay
•Spektrofotometri
•Gaskhromatography
•Enzyme Linked Immunosorbent Assay
•Uji Cepat : Beta star, BRT dsb.
•HPLC dan LC/MS/MS

USAHA PENCEGAHAN

Petani/Peternak:Penerapan GFP; Penggunaan obat hewan sesuai yang direkomendasikan industry; Penerapan GMP; Penerapan HACCP; Pemerintah: Sistem pengawasan, peraturan dan perundangan; Pendidikan dan penyuluhan (Pengawas dan SDM Lab); Fasilitas Pemeriksaan. Konsumen : Monitoring / social control; penyuluhan dan penerangan

PERANAN BPMPP DALAM PENGUJIAN RESIDU ANTIBIOTIK DAN HORMON
•Melakukan monitoring dan pengujian pengujian residu formalin terutama pada produk asal hewan
•Bekerja sama dengan dinas / instansi terkait sebagi nara sumber untuk menyebarluaskan metode pengujian formalin/demo pengujian formalin

Program Monitoring
BPMPP => Data => Peta kejadian residu antibiotika dan hormone => Surveilens (Early Warning System/Deteksi Dini) => Tindak lanjut kebijakan

BALAI PENGUJIAN MUTU PRODUK PETERNAKAN
Jl. Pemuda No 29A Bogor 16161
Telp. (0251) 8353712 faks (0251) 8353712


Posting ini telah dilihat sebanyak (kali)

1 komentar:

  1. lagi cari..efek residu antibiotika terhadap keamanan pangan nih..terimakasih..


    www.tokosajadahanak.com

    BalasHapus