Minggu, 03 Oktober 2010

Rabies di Sulut

Rabies di Sulawesi Utara pertama ditemukan di Kepulauan Sangihe Talaud pada tahun 1958. Lancarnya lalulintas hewan penular rabies antar daerah dan juga sosial budaya masyarakat Minahasa yang erat dengan memelihara anjing serta tertib hukum tentang pemeliharaan hewan yang beresiko rabies belum berjalan optimal menjadi faktor dalam penyebaran rabies ke hampir semua kabupaten/kota di sulawesi utara. Ada hal yang menjadi perhatian bagi kita bahwa masih ada warga yang percaya dengan pengobatan tradisional (misalnya dengan daun, batu, air dll) dalam mengobati gigitan HPR. Tulisan berikut akan menjelaskan secara sekilas tentang rabies pada hewan dan penanganan gigitan HPR.

Perlu diketahui oleh kita semua bahwa penyakit rabies sangat berbahaya bagi keselamatan manusia karena penyakit ini bersifat zoonosis “ Penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia secara langsung atau tidak langsung”. Penyakit ini disebabkan oleh Virus yang dibawa oleh HPR. HPR (Hewan Penular Rabies) yaitu :Anjing, Kucing, Kera,Kelelawar). Jika terjadi pengigitan pada manusia oleh HPR, perlu dicurigai sebagai kasus rabies karena Sulawesi Utara adalah daerah tertular rabies.

Rhabdivirus
(Virus Penyebab Rabies)
  • Dibawah mikroskop electron, virus ini seperti peluru
  • Virus ini menjalar dari tempat gigitan melalui sel syaraf ke sumsum tulang belakang ke otak sampai kelenjar ludah.
  • Infeksi juga dapat terjadi lewat luka yang lecet yang kena air liur terduga rabies
  • Deterjen/sabun mampu menghancurkan lapisan luar dari virus ini
  • Gejala penyakit pada manusia nampak antara 2 sampai 12 minggu bahkan ada sampai 1 tahun setelah digigit HPR
  • Menurut sebuah penelitian, virus ini dapat bergerak dengan kecepatan 3 mm/jam. maka dari itu bila digigit HPR segeralah ke dokter terdekat untuk pengobatan dan konsultasilah (lebih cepat lebih baik)
Anjing/Kucing
  • Vaksinasilah mereka sebagai wujud sayang dan tanggungjawab kita
  • Vaksin pertama diberikan saat umur 2 bulan atau setelah lepas sapih
  • Vaksin kedua diberikan 1 bulan setelah vaksin pertama
  • Vaksin ketiga dst diberikan rutin setiap 6 bulan sekali
  • Vaksin hanya diberikan pada Anjing/Kucing Yang Sehat
  • Untuk vaksinasi segera hubungi Dinas Peternakan yang membidangi kesehatan hewan kabupaten/kota setempat. Berembuglah dengan segenap warga kampung agar vaksinasi berjalan lebih efektive, serempak dan terpogram
  • Ikatlah anjing anda
  • Selalu waspada jika ada anjing liar yang punya temperamen galak terutama bagi anak-anak kita yang masih balita
  • Pemilik anjing/kucing bertanggung jawab terhadap korban gigitan
Penularannya dapat terjadi dengan cara :
  • Lewat gigitan HPR (anjing, kucing,kera kelelawar)
  • Jilatan langsung HPR pada luka atau luka terkena air liur HPR secara tidak langsung
  • Penanganan HPR yang tidak hati hati terutama bagian kepala
  • Masak daging setengah matang
  • Penularan juga bisa lewat ciuman mulut dengan penderita atau air liur yang mengandung virus rabies mengenai mata kita
Ciri ciri rabies pada anjing dan kucing
  • HPR terlihat sakit, takut air (hati-hati saat memandikan), takut cahaya (sembunyi di tempat gelap/lembab), sikap HPR terlihat aneh (uring uringan/gelisah/sempoyongan) tidak seperti biasanya, sikap waspada terhadap lingkungan, mata terlihat keruh, ekor dilengkungkan diantara kedua paha, keluar air liur yang banyak pada mulut (berbusa), anjing menjadi lebih galak (menggigit segala sesuatu di sekitarnya sehingga perlu hati-hati punya anak kecil), mati mendadak
  • Korban gigitan pada umumnya lebih dari 1 orang
  • Terjadi kematian HPR selang 0 - 14 hari setelah menggigit
  • Jika luka semakin dekat dengan kepala akan semakin berbahaya (darurat)
Yang harus dilakukan jika digigit HPR :
  • Segera gosok luka gigitan dengan air sabun/detergen kemudian basuh dengan air mengalir. 5- 10 Menit
  • Olesi luka dengan alkohol 70% atau dengan iodium (obat merah).
  • Segera ke dokter terdekat untuk pertolongan pertama
  • Awasi HPR yang menggigit (dikurung/dirantai) selama 14 hari agar tidak menggigit yang lainnya
  • Jika terjadi kematian selama observasi, segera periksakan kepala HPR ke LAB KESWAN KESMAVET.
Penanganan kepala HPR:
  • Kepala HPR disimpan di termos berisi es batu agar tidak busuk karena kalau busuk tidak bisa diperiksa, segera bawa ke lab keswan kesmavet. Kepala HPR tanpa es batu selama 1 hari dapat mengakibatkan pembusukan otak
  • Hindari pemukulan / pembakaran kepala HPR karena dapat menyebabkan otak rusak sehingga sulit diperiksa
“Tidak Benar luka gigitan dicuci dengan air jeruk atau ditempel batu bertuah atau ramuan tradisional atau diobati dengan jampi - jampi akan menyembuhkan rabies” Jika terjadi kasus gigitan HPR namun HPR tersebut hilang maka segeralah membuat surat keterangan di kantor Desa / Kelurahan setempat. Surat keterangan mencantumkan :
  • Data penduduk yg bersangkutan,
  • Pemilik anjing/kucing,
  • Tgl digigit,
  • dan bagian digigit
  • Kemudian Surat Keterangan tersebut dibawa ke Balai Keswan dan Kesmavet di Desa Kalasey Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa untuk ditindak lanjuti 
     


Posting ini telah dilihat sebanyak (kali)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar